Uncategorized

Menulislah supaya kamu hidup dan menjadi berguna – Eko Saputra Poceratu

Keadaan Melahirkan Penemuan

Berawal dari tidak punya uang jajan saat jam istirahat di sekolah Eko menjadi sering masuk ke Perpustakaan, inilah yang menjadi perkenalan pertamanya berjumpa dengan banyak buku.

Setelah banyak membaca dongeng dari eropa pada masa SD-SMP diperpustakaan, akhirnya Eko memustuskan untuk membuat dongeng sendiri yang berlatarkan Maluku. Bermodalkan kertas hasil bertukar rokok dengan Satpam BPS, Eko akhirnya mulai menulis dongeng pertamanya dan berhasil dijual seharga 1000-2000 dengan salinan sendiri yang cukup digemari pada saat itu.

Kuliah: Teks Konteks

Semasa berkuliah, beta banyak melakukan perjalanan dan melihat banyak hal yang mengubah cara pandangnya terhadap kehidupan dan peran puisi di dalamnya.

 

 

Semua hal yang menjadi karyanya berasal dari perjalanan dan makna yang bermula dari beberapa hal

  • Berkuliah di Fakultas Teologi UKIM Ambon. 
  • Bertemu dengan Opa Rudi dalam peringatan 1999 di Gong Perdamaian Ambon, 2010 dan mengikuti kelas menulis di lapangan merdeka.
  • Bergabung dengan Bengkel Sastra Batu Karang dan Bengkel Sastra Maluku.
  • Bergabung dengan Komunitas Badati, ketika peristiwa 11 September, membagikan kopi, pemutaran film dan pembacaan puisi di beberapa lokasi di Ambon. 
  • Berkeliling dari satu negeri ke negeri lain, bersama Yayasan Pendidikan, membacakan puisi, kelas puisi, mengadakan panggung sastra bersama. 
  • Bersama-sama dengan Bengkel Sastra Maluku dan komunitas seni di Ambon, menyuarakan Save Aru. Membacakan puisi di TrotoArt.

“Dulu, Beta Selalu Membawa Puisi Ke Mana-Mana, Sekarang Puisi Membawa Beta Ke Mana-Mana.” – Eko Saputra Poceratu

  • Festival Martha Christina Tijahahu di Abubu (2015)
  • Makassar International Writer’s Festival (2018)
  • Festival Sastra & Rupa Kristiani Jakarta (2018).
  • Kusala Sastra Khatulistiwa (2019)
  • Residensi Penulis Indonesia : Komite Buku Nasional (2019)
  • Bertemu Magazine: Baca Puisi di De Balie TV, Amsterdam (2019)
  • Membaca Puisi Di RAI Asmterdam, Museum Maluku Den Haag (2019)
  • Reading Circle Timur, Rumata (2021)
  • Festival Sastra Banggai (2021)
  • YouTube Next Up Indonesia (2021)
  • Manggung di JI-EXPO Jakarta Desember (2022)
  • Gerilya Sastra Digital (2022)
  • Ubud Writer’s and Reader Festival (2023)

Pengalaman, Refleksi, menjadi karya-karya.

  • Pelangi Biru (2016)

Novel Pertama, cetak spiral yang berani terbit tanpa penerbit.

  • Hari Minggu Ramai Sekali (2018)

kumpulan puisi yang berlatar Maluku dan Papua dan menggambarkan ketidakadilan, diskriminasi, korupsi, kekerasan terhadap perempuan, isu pendidikan dan lainnya. 

  • Sebiru Api Rindu (2020)

Novel yang menceritakan perjuangan anak kampung di tanah rantau dengan berbagai persoalan kehidupan, dengan latar Swiss dan kampung tercintanya Maluku.

  • Dosa Penyair (2020)

Karya kolaborasi dengan Gratino Pattiruhu, puisi dan fotografi. Beta memuisikan foto-foto Grantino dan itu menjadi tantangan sekaligus latihan membaca gambar kehidupan.

  • Di Jalan Jalan yang Kita Curi (2021)

Kumpulan cerita tentang percintaan orang muda, yang berangkat dari kesederhaan, penuh humor, garuk-menggaruk, susu dan pelabuhan.

  • Pada Pelukmu yang Sungguh Kurasakan Ibu (2021)

Mengkisahkan tentang proses berdamai dengan kepahitan hidup, perasaan, dan memantapkan prinsip.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Leave A Comment

Your Comment
All comments are held for moderation.

Login

Register

terms & conditions